Media www.rajawalisiber.com – Jumat 30 oktober 2020, 17.30 WIB tempat kejadian di Jalan Hamka Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi telah terjadi keributan antara dua Anggota Unit Intel Kodim 0304/Agam dengan rombongan HOG (Harley Davidson Owner Grup).
Serda Mistari NRP 31930529031172 anggota unit intel Kodim dan Serda M.Yusuf NRP 31050135550985 Anggota unit intel Kodim
Kejadian yang Sebenarnya, Jumat 17.00 Wib, 30 Oktober 2020, Serda Yusuf dan Serda Mistari berboncengan mengendarai sepeda motor beat sepulang dari hotel Balkon memonitor kedatangan tamu Kodim,
Kemudian diperjalanan (dijalan Hamka) melintas rombongan HOG (Harley Davidson Owners Grup) karena merasa sudah meminggirkan kendaraan, akan tetapi beberapa anggota rombongan masih memainkan gas untuk meminta jalan. Dari belakang datang rombongan motor Harley Davidson yang terpisah dari rombongan dan menggeber motornya sehingga Serda Yusuf terkejut dan hampir jatuh.
hingga kendaraan Serda Mistari dan Serda Yusuf turun ke bahu jalan. Merasa keberatan serda Yusuf dan Mistari mengejar Rombongan sampai di Simpang Tarok.
Sampai di pertigaan jalan, karena situasi macet serda yusuf menghentikan motor di depan salah satu kendaraan rombongan.
Saat Serda yusuf mendekati untuk menanyakan mengapa memotong jalannya, terjadi ribut mulut dan terjadi pemukulan pada serda M Yusuf oleh sekelompok anggota HOG.
Kemudian masyarakat beserta sebagian anggota HOG melerai.
2.Pukul 18.00 rombongan HOG menuju hotel Novotel.
Sempat terjadi keributan mulut antara anggota Kodim 0304/Agam dengan anggota HOG tersebut, Keributan dilerai oleh Letjen TNI Purn Jamari Chaniago selaku ketua rombongan HOG.
Tepat 18.20 Dandim 0304/Agam Tiba di Novotel mendengarkan penyampaian Letjen Purn Jamari Chaniago.
Letjen Purn Jamari Chaniago meminta maaf kepada korban juga kepada Dandim atas kejadian tersebut.
Korban menerima dan menghargai saran dari sesepuh TNI. Kegiatan diakhiri dengan permintaan maaf dari rombongan kepada pelaku.
Kondisi Serda Mistari pecah bibir atas. Dan Serda M.Yusuf memar pada kepala belakang. Anggota TNI yang menjadi korban penganiayaan di bawa ke RST untuk berobat dan di observasi.
Saran dari sesepuh TNI Menyampaikan pada anggota untuk menahan diri, dan tidak mengambil tindakan sendiri sendiri. .