” Kebijakan Pemerintah Terkait Warga Terdampak Masih Bersyarat sedang COVID-19 Membunuh Tanpa Syarat “
Jakarta Indonesia, Media www.rajawalisiber.com -Awal tahun 2020 ini umat manusia di seluruh dunia digoncang dengan pandemi Virus Corona (Covid-19) yang membuat kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia.
Untuk di Indonesia sendiri pemerintah telah memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah ini agar berjalan efektif dan efisien.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengindahkan himbauan ini. mengapa sebagian masyarakat memunculkan perilaku tersebut,
Berkaca pada kasus penyebaran flu Spanyol pada 1918 dan cara penanganan COVID-19 di Korea Selatan, social distancing akan efektif bila dibarengi penapisan (screening) masif dan karantina diri ketat, Di Korea Selatan, ketiga tindakan ini terbukti manjur menekan angka kematian pasien.
Di Indonesia, pembatasan sosial masih bersifat imbauan sehingga masih banyak institusi yang tidak mengikutinya. Meski ada sekolah dan kampus yang menjalankan metode pembelajaran jarak jauh, dan sistem kerja dari rumah diberlakukan, masih saja ada warga yang malah menganggap penerapan social distancing sama dengan waktu liburan.
karena hanya imbauan, sebagian perusahaan masih meminta karyawannya datang ke kantor demi efektivitas kerja. Sementara masih ada warga yang diminta ke kantor, dan ke pabrik untuk bekerja.
Pemerintah demi mengurangi potensi penyebaran virus lewat kontak dan sempat memberlakukan pembatasan penumpang transportasi publik serta jadwal keberangkatan armadanya. Ini berimbas pada panjangnya antrean penumpang bus Trans Jakarta dan MRT pada Senin, 16 Maret 2020. Dan masih banyak contoh contoh yang lain.
Jika ada kekhawatiran bahwa pembatasan sosial berdampak terhadap mandeknya urusan bisnis di berbagai perusahaan karena sulit menjaga performa kerja karyawan,
Keterbatasan fasilitas, kekurangsiapan menghadapi kasus COVID-19 di berbagai rumah sakit, dan kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah membuat pemberlakuan social distancing kurang efektif menurut Masyarakat di kelas bawah tentang Penanganan Covid-19 di Indonesia.
himbauan pemerintah untuk tetap di rumah dan meniadakan berbagai kegiatan seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain membuat banyak warga Indonesia khususnya warga menengah ke bawah mengalami kesulitan ekonomi.
Suara Jeritan rakyat yang jatuh miskin akibat dampak Coronavirua harus Tetap Berjualan di Tengah Pandemi Virus Corona, Seorang Pedagang Kaki Lima Sampai Nangis Sesenggukan: Daripada Kami Kelaparan dalam Rumah, Kami Nekat Keluar Pak. Mencari nafkah keluarga itu lebih utama.
Presiden Joko Widodo mengatakan, akan fokus pada masyarakat kecil dalam menghadapi imbas dari penyebaran virus corona atau Covid-19. Termasuk, di antaranya, memberi gratis tarif listrik terhadap puluhan juta pelanggan.
Namun faktanya PLN masih tidak serius atas himbauan presiden buktinya masih tetap aja memakai syarat ini dan itu.
Dan tarif BBM untuk yang di Subsidi pun hilang dari SPBU SPBU dan itu sudah terjadi sejak lama. Kartu Pra Kerja pun menjadi bola liar di staf khusus Presiden,
Sepertinya masih ada yang bermain dari kebijakan dan kepedulian pemerintah yang di plintir plintir oleh oknum oknum yang mendulang keuntungan pribadi di atas anggaran Triliunan rupiah di tengah COVID-19.
Dan segudang kebijakan Presiden dan bahkan anggaran triliunan rupiah yang di siapkan, namun sekali lagi amat sangat mengecewakan rakyat miskin kebijakan kebijakan Presiden selalu dan selalu ada yang seakan akan tidak rela uang negara triliunan rupiah anjuran Presiden Joko widodo ini sampai di tangan rakyat yang terdampak COVID-19.
Bahkan sekarang Biaya BPJS di naikan. Sungguh ironis dan sungguh tragis itikad tulus Presiden dan niat baik Presiden Joko Widodo sepertinya ada yang menjegal dan menelikung.
Tapi rakyat tetap masih mampu untuk bertahan semampu mampunya, karna bantuan bantuan sosial dampak Pendemi COVID-19 hanya sebatas sporadis dan belum tetap sasaran sesuai yang di program kan pemerintah.
COVID-19 sangat berbahaya dan rakyat tau dan faham namun semuanya ini tidak bisa di jalani dengan gratis. karna rakyat taunya biaya hidup untuk keluarga harus ada, dan semuanya biaya hidup belum ada yang gratis. Red