Penulis Dr Kurnia Zakaria S.H., MH
Media www.rajawalisiber.com – Ini tidak jelasnya perusahaan pengelolaan dana pensiun ASN/Polri-TNI diserahkan juga harus bisa mengelola dana besar nganggur untuk kepentingan pribadi.
Seharusnya cukup kembangkan buat dana investasi modal usaha para pns mempersiapkan masa pensiunan nanti tentu lebih bermanfaat seperti pengelolaan simpan pinjam/pembiayaan toh untuk mereka dari mereka untuk mereka juga.
Direksi Taspen gelap hati nurani karena ada uang nganggur banyak didepan mata. Bukan investasi tanpa jaminan uang kembali tepat waktu.
Ini kejahatan kerah putih dimana pola kejahatan Pelaku tidak kelihatan nyata/jelas, terpola/terencana, melibatkan para penentu kebijakan/relasi kuasa, seakan-akan memang bisnis semata, bila ketahuan seperti maladministrasi, kesalahan pengelolaan keuangan/perhitungan prediksi , tetapi bagaimana mendapatkan keuntungan kapital tanpa mengeluarkan modal, dan pensiunan pun rumah juga tidak dirugikan, toh negara juga yang menalangi.
Dan parahnya modus direksi Taspen ini memakai tangan ketiga/orang lain sehingga dia tetap bersih. Jadi seakan-akan dana Taspen dipinjamkan sebagai investasi pembiayaan, tapi keuntungan dinikmati sendiri, bukan untuk Taspen. Untuk dapat Taspen pensiunan harus bisa dipersulit secara administrasi untuk cair dananya malah.
Catatan Redaksi:
Erick Thohir Copot Dirut Taspen Antonius Kosasih, Harta kekayaan dia bertambah paling signifikan dalam bentuk tanah dan bangunan, alat transportasi, dan kas serta setara kas. Dalam LHKPN 2020, tanah dan bangunan milik Antonius Kosasih senilai Rp15,75 miliar dan dalam laporan terbaru 2022 Rp 19,83 miliar.
Antonius Nicholas Stephanus Kosasih lahir di Jakarta pada 12 Juli 1970. Sebelum menjabat Dirut Taspen, ANS Kosasih sempat menduduki sejumlah jabatan mentereng. Alumnus Sarjana S1 Ekonomi Universitas Gadjah Mada itu pernah menjabat PT Inhutani (Persero) dengan posisi sebagai CFO.
Tentang Penulis: