Ketua DPRD Gresik Prihatin Piutang Rp2,4 Triliun PT Barata Tak Mampu Bayar Vendor Sejak Tahun 2018, Pemerintah Pusat Wajib Turun Ke Gresik

Sumber Ketua DPRD Gresik Muhammad Sahrul Munir

 

Media www.rajawalisiber.com – Sengketa antara Aliansi Vendor Barata (AVB) dengan pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Barata Indonesia Gresik membuat Ketua DPRD Gresik Muhammad Syahrul Munir turut prihatin. Ketua DPRD Gresik ini turut hadir saat demo di Jalan Veteran Kebomas, Selasa (12/11/2024).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut di tengah banyaknya proyek strategis nasional di Kota Pudak. Justru ada perusahaan negara yang tak bisa membayar vendor hingga Rp2,4 triliun.

“Butuh perhatian khusus dari Pemerintah Pusat baik Presiden, atau melalui komisi VI DPR RI. Artinya harus ada upaya penyelamatan,” ungkapnya, Rabu (12/11/2024)

Syahrul menyampaikan dengan melihat hasil laba PT Barata Indonesia Gresik meski puluhan tahun tak akan sanggup membayar hutang ke vendor yang angkanya mencapai triliunan.

“Di APBN 2025 kalau bisa ada ruang fiskal yang bisa digunakan untuk menyelesaikan tagihan – tagihan PT. Barata Indonesia, seharusnya kasihan teman-teman aliansi vendor ini menuntut haknya tapi belum ada penyelesaian yang berarti sampai sekarang ini,” kata pria asal Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar tersebut.

“ Justru karena PT Barata Ini di Gresik domisilinya, harapan saya ada perhatian dari pemerintah pusat. Kami berharap Barata tetap eksis dalam menggarap proyek-proyek nasional, bisa mensejahterakan warga, bisa merekrut tenaga kerja lokal, dan yang penting ini piutang-piutang yang selama ini mencapai sekian triliun bisa dibayarkan secara tuntas,” imbuhnya.

Perlu diketahui, sekitar ratusan orang dari Aliansi Vendor Barata (AVB) yang berjumlah 272 vendor mitra kerja PT Barata Indonesia menggelar aksi demontrasi di depan kantor PT Barata Indonesia, Gresik.

Mereka menuntut pembayaran kontrak pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan tapi belum terbayar dengan total sebesar Rp2,4 triliun sejak tahun 2018.

Berdasarkan penuturan para vendor, tagihan per vendor nilainya bisa mencapai miliaran, namun mereka hanya dapat pembayaran bertahap (cicilan) dari PT Barata mulai Rp2 juta hingga Rp7 juta.

Dikarenakan tak ada hasil saat mediasi, AVB membuat tenda di depan pabrik Barata. Red

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *