Premanisme parkir meresahkan masyarakat

“malam, bang, jukir liar marak nih, lagi ramai di Minimarket, menurut abang kira kira bekingannya siapa ya?” (Pesan lewat pesan singkat WhatsApp pembaca)

Penulis Dr Kurnia Zakaria S.H., M.H

Media www.rajawalisiber.com – Sebetulnya mereka bagian dari aparat keamanan rt/rw setempat atau anggota Ormas tertentu yang menguasai lahan., tetapi mereka biasanya ada, setoran baik ke  pihak polsek maupun dishub dan satpol PP per periode perminggu bisa juga perbulan, ada setoran juga ke pemilik lahan /ormas penguasa lahan maupun ke kas rt/rw. Rata rata jukir itu pengangguran dan suka minum 🍻. Mereka juga sering kedapatan pakai obat maupun narkoba.

Karena jukir liar pekerjaan yang paling mudah dan ringan tidak perlu syarat pendidikan, dan aturan kerja ketat. Jam kerja diatur sendiri. Baju bebas  dan modal berani dan nekad.

Biasa video viral baru aparat beraksi, selama masih an aman dibiakkan saja, parkir gratis di kantor pemerintahan mengapakah harus diberi kupon/karcis dan ada penunggunya,  Masalahnya tarifnya ditentukan bukan sukarela. Uang retribusi parkir adalah pendapatan pemda paling besar dibawah pajak pbb.

Kalau dari teori subkultur pekerjaan juru parkir liar adalah pekerjaan yang paling mudah didapatkan tidak perlu persyaratan pekerjaan ketat  cukup modal berani, nekad, kuat panas panasan, berdebu, dan pertemanan. Pekerjaan ini juga penuh dengan persaingan antar kelompok karena menjanjikan penghasilan tetap dan tidak perlu keluar tenaga maupun pikiran, santai pekerjaannya.

Siapa yang kuat itu yang menang. Tentu saja orang-orang yang bekerja penggunaan, rendah tingkat pendidikan,  bodoh, malas, tidak punya kemampuan skill apapun,  mudah putus ada, miskin, suka nongkrong nongkrong  suka minum minum dan narkoba, ini kategori kejahatan jalan premanisme, pengemis dan pengamen.

Bila ada kesempatan berbeda tentu sangat pemimpinlah yang tampil dan akan mendapatkan pembagian paling besar  yang paling kuat  yang paling berani, dan risiko ditanggung anak buah.

Makanya mereka berinduk pada  komunitas masyarakat setempat/ pemuda kampung atau Ormas Ormas tertentu. Mereka akan lebih kuat bila Ormas itu semakin besar dan dilibatkan kegiatan pejabat.

Tentang Penulis:

Dr Kurnia Zakaria S.H., M.H. Pakar kriminolog Universitas Indonesia / Dewan Penasehat PT Rajawali Siber Media

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *