Oleh : Salamuddin Daeng
Media www.rajawalisiber.com – Padahal melewati tahun penuh bahaya 2021 akan sangat berat. Tahun depan keadaan makin semerawut akibat tata kelola negara dan pemerintahan yang buruk. BUMN bangkrut satu per satu. APBN yang diharapkan menolong BUMN ternyata cuma kabar angin. Garuda utang Rp. 150 triliun tak akan bisa dibayar meski semua pesawat dijual. BUMN Karya utang Rp. 170 triliun tak akan bisa dibayar meskipun semua jalan tol dijual. Tragisnya APBN sudah sekarat di penghubung 2021 dan tampaknya tidak akan bisa lolos di tahun 2022. Dalam situasi penuh ketidakpastian beberapa orang yakin akan jadi presiden untuk mengeluarkan Indonesia dari bahaya dan bahkan ada yang mau berkuda tiga periode.
Kantong makin kering kerontang namun ambisi makin besar. Hal ini baik juga, dengan demikian berarti masih banyak yang mau bertanggung jawab lahir batin untuk mengurus bangsa dan negara ini dimasa mendatang, mau berkorban jiwa dan raga demi Nusa dan bangsa. Mau menanggalkan kepentingan pribadi, keluarga dan golongan demi menyelamatkan masa depan anak cucu bangsa.
Namun perlu diketahui ada tiga badai besar dari internasional yang akan membawa konsekuensi pada politik nasional, yakni :
1. Badai Climate Change yang menyusul badai Covid 19. Setelah negara negara dikuras kantongnya oleh Covid 19 sekarang akan berhadapan dengan kewajiban baru yakni mengongkosi transisi Energi dan penurunan emisi.
2. Badai digitalisasi yang membawa gagasan transparansi secara total yang akan menyapu bersih uang kotor di seluruh penjuru dunia. Tidak ada lagi tempat bersembunyi bagi uang kotor yang selama ini menjadi sumber dana dalam membiayai pergantian kekuasaan terutama di negara negara yang kaya sumber daya alam namun elite oligarki nya super korup.
3. Bencana dan badai dari alam yang sebenarnya akibat kerusakan lingkungan hidup yang akan menelan ongkos sangat besar. Negara negara kaya telah merasakan dampak bencana alam bertubi tubi, china, Amerika Serikat dan Eropa sepanjang tahun ini telah dihajar bencana alam yang sangat mengerikan sepanjang 2021. Namun banyak manusia masih yakin bahwa membuat kerusakan di bumi sebagai bagian dari upaya mengejar pertumbuhan ekonomi.
Ketiga hal di atas akan membawa konsekuensi terhadap politik Indonesia. Apa itu konsekuensinya?
1. Pemimpin Indonesia di masa depan dan di tahun depan harus lepas sama sekali dari para bandit perusak lingkungan dan penjarah hutan. pencuri batubara.bandit sawit yang melarikan keuntungan mereka ke luar negeri, menghindari pajak dan menghindari tanggung jawabnya terhadap masalah masalah lingkungan hidup. Ini merupakan konsekuesi yang tak mengenal kompromi dari perubahan peta politik global dalam mengatasi Climate Change.
2. Pemimpin Indonesia ke depan dan juga tahun depan harus terbebas sama sekali dari bandit BLBI yang selama era orde reformasi menjadi penyokong utama elite penguasa. Para bandit yang menyimpan uang mereka di rekening rekening rahasia di luar negeri yang sekarang menuntut pengampuan pajak berlalu kali. Padahal uang mereka sudah terkunci karena tidak bisa dipertanggung jawaban asal usulnya. Prasyarat lahirnya pemimpin baru yang tebebas sama dari bandit keuangan merupakan konsekuensi dari digitalisasi dan transparansi. Sebuah era dimana tidak ada seorangpun yang dapat menyembunyikan berapa banyak uang di rekeningnya atau berapa banyak uang yang disembunyikan di rumahnya karena semua harus jelas asal usulnya.
3. Pemimpin Indonesia ke depan adalah mereka yang lahir dari alam yang sedang mengamuk ini. Lahir dari bencana bencana, muncul dari kawah gunung berapi, datang dari gelombang tzunami, keluar dari kepungan asap kebakaran hutan. Seorang pemimpin yang benar benar telah dilatih di kawah candradimuka sehingga alam melahirkannya sebagai pemimpin yang kuat, moralnya sebagai suri tauladan.
Itulah yang akan menjadi alat seleksi bagi siapapun yang mau kasak kusuk, yang mau menjadi presiden di 2024 mendatang. Itupun dengan prasyarat pemerintahan yang sedang berjalan bisa lolos menyelesaikan tugasnya sampai akhir 2021, dan bersiap menghadapi tahun yang makin semberaeut di 2022. Tahun dimana debt collector akan berbaris di depan istana untuk menagih utang. _Panjang barisanya dari jalan Medan merdeka sampai Margonda Depok._
Selamat bekerja !