Sumber Berita The World Health Organization
“Gaza crisis: humanitarians warn of ‘tragic, entirely preventable surge’ in child deaths Afghan nationals face uncertain future after Pakistan eviction order: UNHCR, IOM Record numbers of Sudan refugees seek shelter from fighting in Chad Audio Credit Dianne Penn, UN News Audio 3’26” Photo Credit © UNICEF/Abed Zaqout”
Jenewa/Kairo/Yerusalem, Media www.rajawalisiber.com – Dengan berat hati, WHO mengumumkan kematian salah satu staf kami di Gaza, di wilayah pendudukan Palestina. Dima Abdullatif Mohammed Alhaj, 29 tahun, telah bergabung dengan WHO sejak Desember 2019. Dia bekerja sebagai administrator pasien di Pusat Rekonstruksi Anggota Badan, bagian penting dari Tim Trauma dan Darurat WHO.
Dima meninggal hari ini ketika rumah orang tuanya di Gaza selatan—tempat dia mengungsi dari Kota Gaza—dibom. Dia dibunuh secara tragis bersama suaminya, bayi laki-laki mereka yang berusia enam bulan, dan dua saudara laki-lakinya. Dilaporkan, lebih dari 50 anggota keluarga dan masyarakat yang berlindung di rumah yang sama juga meninggal.
Dima meraih gelar sarjana di bidang Ilmu Lingkungan dan Kebumian dari Universitas Islam Gaza, dan terus belajar dan berkarya di bidang isu lingkungan dan kesehatan. Ia merupakan mahasiswa magister di Glasgow University, Skotlandia, Inggris, sebagai bagian dari program pertukaran Erasmus pada tahun 2018-2019.
Pada Hari Perempuan 2022, Dima mengatakan dalam postingan media sosial WHO bahwa dia bangga dengan karyanya karena “berkontribusi dalam memberikan harapan dan kesempatan hidup baru kepada masyarakat.”
Dr Rik Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah pendudukan Palestina mengatakan “dia adalah orang yang luar biasa dengan senyum cerah, ceria, positif, penuh hormat. Dia adalah pemain tim sejati. Pekerjaannya sangat penting, dan dia diminta untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk mendukung sub-kantor dan tim di Gaza. Ini merupakan kehilangan yang sangat menyakitkan bagi kita semua. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada ibu dan ayahnya (seorang spesialis medis yang telah lama mengabdi di Gaza), keluarganya, dan banyak temannya.”
Komunitas kemanusiaan dan keluarga PBB telah kehilangan anggota lainnya sejak 7 Oktober. MSF hari ini kehilangan dua dokter. UNRWA telah kehilangan 108 rekannya. Ini bukan sekedar angka, tapi orang-orang yang bekerja agar orang lain bisa mempunyai kehidupan yang lebih baik.
Kematian Dima dan keluarganya adalah contoh lain dari kehilangan yang tidak masuk akal dalam konflik ini. Warga sipil meninggal di rumah mereka, di tempat kerja mereka, saat mengungsi, saat berlindung di sekolah, saat dirawat di rumah sakit.
Kapan itu akan berhenti?
Sekali lagi kami memohon kepada semua pihak yang mempunyai kekuasaan untuk mengakhiri konflik ini agar melakukan hal yang sama.
Seluruh WHO berdiri bersama keluarga Dima dan rekan-rekannya di wilayah pendudukan Palestina, Kantor Regional untuk Mediterania Timur, dan seluruh organisasi untuk berduka atas kehilangannya.