Jangka Sabdo Palon, Ramalan Setelah 500 Tahun Majapahit Ditandai Dengan Pagebluk Dan Gempa Bumi

Sumber: Serat Jongko Sabdo Palon

 

Media www.rajawalisiber.com  – Sabdo Palon dan Naya Genggong, dua sosok misterius, banyak yang meyakini sebagai penguasa tanah jawa, penuntun ghaib yang mengiringi Raja-Raja Jawa sejak jaman Hindhu Buddha. Meninggalkan tanah Jawa semenjak Keruntuhan Majapahit pada tahun 1400 Saka,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SURYA SANGKALA: SIRNA ILANG KERTHANING BHUMI

( SIRNA : 0, ILANG : 0, KERTHA : 4, BHUMI : 1 = 1400 Saka)

Sabdo Palon dan Naya Genggong mulai dikenal pada masa kepemimpinan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Ia tetap setia sebagai penasihat spiritual hingga kepemimpinan Raja Brawijaya V. Sebelumnya, Sabdo Palon dan Naya Genggong sebelumnya dikenal juga dengan Sapu Angin dan Sapu Jagad. Sabdo Palon memiliki dua makna,

“Sabdo” berarti seseorang yang memberikan masukan atau ajaran,

dan “Palon” yang berarti kebenaran yang bergema dalam ruang semesta.

Jika disatukan, “Sabdo Palon” adalah seorang abdi yang berani menyuarakan kebenaran kepada raja dan berani menanggung akibatnya.

Sementara Naya Genggong, “Naya” berarti Nayaka atau Abdi Raja.

dan “Genggong” yang bermakna mengulang-ulang suara.

Naya Genggong adalah seorang Abdi yang berani mengingatkan raja secara berulang-ulang tentang kebenaran dan berani menanggung akibatnya.

Nama Sabdo Palon banyak dikisahkan dalam Serat Jangka Jayabaya Sabdo Palon, atau yang banyak dikenal dengan Jangka Sabdo Palon.

Jangka Sabdo Palon diyakini sebagai karya pujangga R. Ng. Ranggawarsita. Dalam serat Jangka Sabdo Palon,

Digambarkan bahwa Prabu Brawijaya yang telah di Islamkan oleh Sunan Kalijaga, kemudian meminta kepada Sabda Palon, Abdinya, agar mengikuti agama barunya.

Sabda Palon menolak ajakan Prabu Brawijaya, tuannya. Tidak hanya menolak,

Bahkan, diceritakan Sabda Palon lantas mengeluarkan kutukan bahwa akan banyak orang Jawa yang meninggalkan Islam dan berganti dengan Agama Kawruh, Agama Budhi.

Di kemudian hari Agama Budhi inilah yang menjadi perdebatan panjang.

Budhi dimaknai sebagai Agama Budha.

Ada juga yang memaknai dengan keluhuran budi yang berarti kebaikan batin, kebatinan.

Bahkan serat darmogandhol memperjelas Agama Budhi adalah mengikuti ajaran Nabi Isa Alaihi Salam.

Waktu terus berjalan, datangnya 500 tahun sesuai sengkalan di dalam serat sudah terlewat.

Maka kemungkinan ajaran budhi yang dimaksud, sudah bisa diterjemahkan dengan sendirinya.

Atau, mungkinkan ada penafsiran baru lagi? Monggo disampaikan dalam kolom komentar menjadi bahan belajar Editor dan kita bersama. Sobat, dengan kelapangan dada dan kerendahan hati terbuka Editor tidak ingin berpanjang kalam, kita simak 16 bait isi serat jangka sabdo palon berikut ini…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *