DPRD Gresik Terima Sri Rahayu Kambing Yang Menikah Dengan Manusia di Dampingi Aliansi WC

Ketua DPRD Gresik H. Much. Abdul Qodir, S.Pd. dan Wakil Ketua DPRD Gresik H. Ahmad Nurhamim S.Pi., M.Si Serta Wakil Ketua DPRD Gresik Mujib Ridwan, SH. Menerima dan Memberikan Pendapat Terkait Tuntutan Aspirasi Warga Gresik Perihal Ritual Pernikahan unik dan Nyeleneh antara kambing dan manusia yang membuat heboh Warga Gresik

 

 

Media www.rajawalisiber.com  – Ritual pernikahan mirip cara Islam antara manusia dengan kambing. pernikahan itu terjadi di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, pada Minggu (5/6/2022). Pengantin pria adalah warga Desa Klampok.

Hari menuai kritik dari berbagai kalangan, karena pernikahan antara manusia dan hewan sesuatu yang dianggap tidak normal bahkan untuk agama tertentu merupakan sesuatu yang di anggap tabu.

Penikahan dengan menggunakan adat suku atau aturan agama memang sudah banyak dipakai oleh para pengantin.

Tradisi perkawinan merupakan salah satu siklus kehidupan manusia yang telah ada sejak jaman dahulu, dalam perkembangannya hal ini menjadi kebudayaan masyarakat yang dianggap sakral karena didalamnya terdapat prosesi-prosesi ritual yang mengandung makna filosofis yang diyakini dapat mempengaruhi perjalanan kehidupan selanjutnya.

Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu.

Padahal mulai dari jelang nikah hingga usai ijab, setiap prosesi pernikahan adat suku maupun agama punya makna dan serentetan doa baik.

Tetapi ada beberapa kasus orang menikah dengan hewan, entah karena kesepian atau ada alasan lain. Di antaranya ritual untuk mendapatkan sesuatu hingga saking sayangnya dengan hewan jadi tidak bisa mencitai manusia.

Lazimnya pernikahan itu terjadi antara pria dan wanita. Dimana dua insan manusia mengikat janji dalam satu ikatan cinta.

Namun demikian, menjadi tak wajar dan aneh, jika pernikahan itu malah dilakukan manusia dan binatang kesayangan.

Perkawinan antara hewan dan manusia. Topik ini telah muncul dalam mitologi dan fiksi magis. Sejak dahulu.

Pada abad ke-21 ada banyak laporan dari seluruh dunia tentang manusia yang menikahi hewan peliharaan mereka dan hewan lainnya.

Perkawinan manusia-hewan sering terlihat sesuai dengan zoofilia , meskipun mereka tidak selalu terkait.

Meskipun perkawinan hewan – manusia tidak disebutkan secara khusus dalam undang-undang nasional, tindakan melakukan seksual dengan hewan adalah ilegal di banyak negara berdasarkan undang-undang diasumsikan sebagai pelecehan.

Praktek perkawinan hewan – manusia telah muncul dalam beberapa cerita mitologi dan cerita rakyat , dan sering dipahami sebagai perkawinan dewa – manusia yang melibatkan dewa atau pahlawan.

Urusan pernikahan adalah kegiatan yang sakral dan penuh khidmat. Berbagai rangkaian kegiatan, doa dan filosofinya penuh dengan makna di baliknya. Salah satu pernikahan adat paling terkenal di Indonesia adalah pernikahan adat Jawa karena memang jumlah penduduknya paling banyak di Indonesia.

Pernikahan adat Jawa banyak dikenal sebagai pernikahan yang memiliki prosesi yang cukup banyak. Tidak jarang pula bahwa dalam sebuah pernikahan yang menggunakan adat Jawa secara lengkap juga melibatkan seorang dukun pengantin.

Agama Islam  memandang  pernikahan merupakan perjanjian yang sakral, bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah dan dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab, dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum yang harus dilakukan.

Cerita rakyat Tiongkok “Dewi Ulat Sutera” adalah contoh kisah di mana seorang wanita menikahi seekor kuda. Sebuah legenda Irlandia serupa menceritakan tentang seorang raja yang menikahi seekor kuda, melambangkan persatuan ilahi antara raja dan dewi negeri itu. Juga penduduk asli Cheyenne memiliki kisah pernikahan hewan – manusia dalam “Gadis yang Menikah dengan Anjing”.

Selain itu, ada banyak cerita penduduk asli rakyat tentang orang yang menikahi hewan.

Dalam mitos penduduk asli yang menjadi dongeng dongeng ini, arwah hewan sering kali berubah wujud menjadi manusia. Mereka tidak dilihat sebagai hewan harfiah, tetapi perwakilan dari kerajaan hewan.

Menurut Bernard Sergent , “perkawinan manusia-hewan adalah persatuan yang terlalu jauh seperti inses yang terlalu dekat.

Dibandingkan dengan pernikahan yang seimbang, antara manusia tetapi dari klan lain atau desa lain, artinya – tergantung pada masyarakatnya.

Dalam kerangka endogami  atau  eksogami yang terukur dengan baik , inses melanggar norma karena merupakan endogami yang dilebih-lebihkan, dan perkawinan dengan hewan melanggarnya karena merupakan eksogami yang dilebih-lebihkan.” (sumber: Sergent, Bernard (1999). “Un mythe lithuano-amérindien”. Dialogues d’histoire ancienne. 25 (2): 36. doi:10.3406/dha.1999.1536.) (dan Sebagian sumber di ambil dari WikipediA). Red

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *