Kriminolog Universitas Indonesia Menganalisa dan Evaluasi Kasus Subang

Dr. Kurnia Zakaria, S.H., M.H. Kriminolog Universitas Indonesia (Dewan Pembina PT RAJAWALI SIBER MEDIA)

Penulis Dr Kurnia Zakaria S.H., MH

“Benar dugaan saya pelaku pembunuhan di subang adalah Suami dan ayah korban”

 

Media www.rajawalisiber.com – Menurut pendapat saya kasus ini tidak terungkap bukti adanya kerusakan barang bukti di TKP yang disengaja maupun tidak sengaja oleh para pihak yang berkepentingan.

Ketidak pahaman pihak penyidik lapangan terhadap teknik mengali bukti yang bisa digali dan dikembangkan.

Kurangnya menggali informasi dari para saksi. Sebetulnya bisa diduga orang yang dekat korban dan paham situasi rumah sehari hari patut diduga dicurigai.

Pelaku paham menghilangkan bukti dengan memandikan korban di kamar mandi setelah dibunuh sebelum dimasukkan kedalam mobil Toyota Alphard. Kemudian tahu bagaimana menghilangkan alat yang membantu kejahatan karena paham situasi sekitar rumah.

Latar belakang pembunuhan adalah dendam pelaku. Dan bila kasus ini terlalu lama terungkap ada pihak tertentu yang melakukan intervensi yang mempunyai power finansial dan mungkin ada kaitan dengan relasi kekuasaan khususnya di Subang. Polisi bisa diduga sengaja memperlambat proses hukum.

“Peralatan polisi saya kira cukup canggih baik alat penyadapan maupun teknik introgasi sudah semakin bagus dan apalagi bila kasus ini ditarik ke Bareskrim Mabes Polri karena ini harga diri polisi.”

Teknik pencaharian barang bukti TKP polisi harus paham sistem spiral obat nyamuk bakar, makan bubur panas . Sistem kotak kotak di bagi zone prioritas.

Teknik introgasi dari saksi orang dekat korban, saksi masyarakat sekitar, saksi yang mungkin melihat, mendengar dan mungkin pernah berhubungan dengan korban.

Jadi tidak perlu lama dan dokter forensik sudah ada di tiap RS ibu kota propinsi maupun RS di kota besar apalagi di Jawa Barat. Subang bukan kota kecil dan dekat Bandung.

Kronologisnya:

Kejadian Pembunuhan Korban ibu Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23) di rumahnya merangkap Kantor Yayasan Bina Prestasi Nasional Ciseuti Cagak Subang Jawa Barat tanggal 18 Agustus 2021 belum terungkap hingga sekarang ?

Dan mengapa janji Kapolres Subang AKBP Titin Sumarni dan Kapolsek Cagak Kompol Supratman akan mengungkapkan siapa pelaku pembunuhan paling lambat awal Tahun 2022 belum terpenuhi ?

Proses penyidikan sudah melakukan 5 kali rekontruksi, 2 kali otopsi mayat korban, 121 orang saksi telah diperiksa keterangannya, 216 macam barang bukti sudah diperoleh, 7 orang saksi ahli sudah ditanya keterangan sesuai keahliannya, 40-50 titik CCTV sekitar TKP diperiksa rekamannya,

Dugaan pelaku sudah mengarah ke saksi Mohammad Ramdanu sebagai Staf Administrasi yayasan yang sering keluar masuk rumah, saksi Yosef Hidayah (56) Ketua Pembina yayasan sekaligus suami korban Tuti dan ayah korban Amelia beserta istri mudanya saksi Mimin Mintarsih, dan saksi Yoris Raja Amanullah (34) Ketua Pengurus Yayasan kakak korban Amelia dan anak Yosef dan Tuti beserta istrinya saksi Yanti Jubaedah.

Dalam keterangan saksi-saksi Yayasan saat Bendahara yayasan dipegang Ibu Mimin Mintarsih keuangan Yayasan menunjukkan defisit sehingga ada pergantian Pengurus.

Saksi Dedy mantan bendahara Yayasan mengatakan saudara Ketua Yoris sering meminta dirinya mentransfer uang ke rekening istrinya Yati Jubaedah walaupun uang itu dibutuhkan Yayasan untuk membayar guru SMP dan SMK Bina Prestasi Nasional sendiri sehingga pada tahun 2020 Yayasan krisis keuangan sebelum digantikan posisinya oleh Amelia.

Ada dugaan mal administrasi dilakukan kepala sekolah SMK saksi Wahyu saat itu menurut keterangan para saksi yang bocor dikalangan masyarakat.

Jadi ada dugaan peristiwa ini dendam pelaku terhadap Ibu Tuti yang merangkap sekretaris yayasan yang berperan sekali di yayasan dimana hasil forensik korban dibunuh sekitar malam jam 23.00 ke atas tanggal 17 Agustus 2021 dan korban Amelia dibunuh sekitar jam 04.30-05.00 WIB tanggal 18 Agustus 2021.

Korban Tuti mukanya hancur dan banyak luka tikaman di bagian tubuh seperti korban melakukan penganiayaan berat mengakibatkan kematian sebelum dan setelah korban dibunuh.

Korban Amelia yang terbangun saat pagi hari melihat kejadian menjadi korban juga dianiya dimana luka parah lebam biru dibagian mata sesuai hasil pemeriksaan dokter forensik kepolisian dr. Sumy Hastry, Sp.F. Penyebab kematian para korban adalah tikaman yang mematikan mengenai dada.

TKP juga sulit dinetralisir akibat perbuatan saksi Danu masuk garis police line membersihkan kamar mandi yang berlumuran darah dan bersihkan bak air supaya air yang berbau amis dan busuk atas perintah Banpol U yang saat itu berbaju kaos polisi walaupun saksi danu mengatakan gunting dan pisau carter yang ditemukan didasar bak air mandi tidak diambil diletakkan kembali di dasar bak mandi.

Sedangkan kamar mandi menjadi TKP yang terpenting saat pelaku memandikan kedua korban agat tidak berlumuran darah dan menghilangkan barang bukti di tubuh korban yang menunjukkan jejak pelaku sebelum dimasukkan mayat korban yang sudah tidak berbusana polos telanjang diletakkan dalam bagassi Toyota Alphard.

Keanehan kunci Toyota Alphard saat itu kuncinya ada di pegang saksi Yoris yang berada dirumahnya.

Di TKP tidak ada barang yang hilang hanya satu HP Amelia yang tidak ditemukan. menurut saksi ahli forensik dr. Sumy pelaku lebih dari satu orang dan psikopat dimana dalam sehari-hari bisa berperilaku biasa normal, tetapi bila sudah dalam keadaan marah timbul sifat jahatnya lebih sadis diatas normal karena diduga dendam dan trauma masa kecil yang penuh penderitaan dan bila menginginkan sesuatu harus tercapai dengan segala cara apapun yang penting diperoleh.

Saya berpendapat kemungkinan pelaku bisa didapat bila polisi bisa menganalisa dan evaluasi keterangan saksi-saksi dan pelaku kemungkinan mengarah ke inisial saksi Y yang ada motif dan keterangan diragukan saat Yosef ditanya wartawan dia datang ke TKP saat jam 07.00 wib setelah pelaku meninggalkan TKP dengan Toyota Avanza Putih dan motor matic Yamaha N Max Biru.

Pelaku sempat membuang barang bukti di tempat sampah bengkel dekat TKP yang tiap hari sampahnya dibakar ditempat.

Motif ekonomi memperkuat dugaan dendam dimana uang yayasan sebelum dikelola Tuti dan Amelia Krisis tetapi saat dikelola korban membaik.

Apakah keuangan yayasan sebelum tahun 2021 bermasalah karena salah kelola, penyelewengan penggunaan uang yayasan untuk kepentingan pribadi maupun ambisi politik pelaku di Subang.

Berapa lama kita harus menunggu kehati-hatian Polda Jawa Barat menetapkan pelaku kejahatan ini atau ada intervensi pihak yang berkepentingan ?

Apakah memang benar poster pelaku itu kejahatan atau rekayasa karena poster kok foto sketsa pelaku dari belakang ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *