Sekjen Ormas Setya Kita Pancasila Angkat Bicara Terkait Tudingan Pada AKBP Bintoro

Media www.rajawalisiber.com – Sekjen Ormas yang juga Organisasi pendukung Presiden Prabowo  Setya Kita Pancasila  Meyske Yunita bicara terkait Tudingan pada AKBP Bintoro

‎Sekjen Setya Kita Pancasila meminta Polri Memanggil  Wilson Lalengke terkait pernyataan dan tuduhannya bahwa AKBP Bintoro Nabung untuk Beli Pangkat Jenderal, ini sudah melecehkan kehormatan Negara.

Menyoroti Tudingan tuduhan yang bermacam macam mulai dari Wilson Lalengke yang mengatakan bahwa AKBP Bintoro menerima Suap sebesar 20 Milyar untuk beli pangkat Jenderal dan ada juga IPW Bahwa AKBP Bintoro menerima Suap sebesar 5 Milyar,.

Semua jadi tidak sinkron, dan Andreas Sumual Ketum Setya Kita Pancasila mengatakan bahwa ,” Dari sini bisa kita tarik bahwa ini Tudingan ini Simpang Siur, Polri mesti meminta bukti yang Valid dan fakta yang jelas terhadap segala Tudingan ini.” Ucapnya.

‎,” Jangan hanya sebuah Asumsi yang digelontorkan, ini pembunuhan karakter,” Tambahnya.

Di tambahnya lagi bahwa ada statement dari Wilson yang membunuh Karakter Bangsa dengan mengatakan bahwa untuk beli Pangkat Jenderal,

‎Sedang Bintoro masih AKBP, dan untuk menjadi seorang Jenderal adalah perjalanan Panjang dan semua diujungnya adalah Prerogratif dari Presiden.

‎” Maka dari sini Setya Kita Pancasila menyatakan untuk ini bahwa segala tuduhan itu mesti dapat diklarifikasi oleh pihak yang menuduh dan memberikan berita, jangan sampai kehormatan satu negara terbawa bawa oleh karena kasus ini.” Tegas Andreas.

‎Pointnya kasus ini tetap berjalan, dan pihak Prodia mengatakan bahwa itu bukan anak dari pemilik Prodia, kemudian perbedaan pernyataan antara Wilson Lalengke dan IPW,

Wilson Lalengke Mengatakan bahwa AKBP Bintoro memeras dan menerima suap 20 Milyar untuk beli Pangkat Jenderal, sedang IPW AKBP Bintoro menerima Suap 5 Milyar.

“Ini sudah sebuah kesimpangsiuran,” Ujar Sekjen SKP Meyske Yunita dengan tegas. Red

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *