Sebuah serat yang di tulis oleh leluhur bangsa jawa yang berkaitan dengan Jongko Sabdo Palon Noyo Genggong dan Jongko Jayabaya
“Sanget-sangeting sangsara, kang tuwuh ing tanah Jawi, sinengkalan tahunira, Lawon sapta Ngesthi Aji, upami nyabrang kali, prapteng tengah-tengahipun, kaline banjir bandhang, jerone nglelebne jalmi, kathah manungsa prapteng pralaya”
Media www.rajawalisiber.com – Sekarang sudah terbukti perjanjian Sabdo Palon Noyo Genggong dengan Syekh Subakir telah dirusak, yang salah satunya adalah perjanjian tentang Wong Jowo ojo di Arabne, yang artinya “orang Jawab jangan di Arabkan, Dari situlah Sabdo Palon turun dan menagih janjinya.
Tak lama tanah Jawa akan meminta tumbal, perjanjian Sabdo Palon diketahui terbentuk bersama dengan Syekh Subakir.
Perjanjian tersebut telah rusak, janji itu diyakini tentang penghilangan karakter asli orang Jawa diganti dengan sifat ke Arab-arab an. Dari situlah Sabdo Palon menagih janjinya.
Budi pekerti adalah pakem nya orang Jawa, jaman dulu orang Jawa itu menghormati para leluhur baik yang terlihat maupun yang tak terlihat begitu pun lingkungan seperti pepohonan, batu besar, gunung dan laut itu sebagai budi pekerti penghormatan pada alam semesta. sekarang semua nya dirusak,
Akan ada waktunya tanah Jawa meminta sesuatu berupa tumbal. Karena dalam keadaan situasi sekarang ini banyak orang yang sudah tidak mempunyai adap sopan santun dan totokromo mangkanya sesuai perjanjian orang yang tak memiliki tata krama harus dikubur.
Dan bagaimana situasi sekarang ini yang siapa saja merusak budi pekertinya orang Jawa, maka orang orang yang membawa ajaran dari luar Jawa itu sudah membuat tidak tentram serta membawa kerusuhan, orang-orang yang membawa ajaran dari luar yang membuat ribut atau dalam bahasa Jawa Goro Goro dan membuat panas situasi, sudah saatnya harus dikubur, sebagai tumbal tanah jawa. Red